Dalam menjalankan kehidupan, manusia sejatinya hanyalah hamba Allah yang lemah. Namun Allah menciptakan manusia sebaik-baiknya dan menjadikan manusia seorang makhluk yang mulia di Hadapan-Nya, oleh karena itu kita diwajibkan hidup didunia ini atas dasar ibadah kepada Allah SWT. Al-Qur’an dan As-Sunnah tentu pedoman yang kita peganng selama menjalani kehidupan di alam dunia ini. Tanpa kedua pedoman tersebut kita akan tersesat dan tidak mengetahui apa-apa.
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإنْ تَأَمَّر عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ، وَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اختِلافًا كَثيرًا، فَعَليْكُمْ بسُنَّتِي
وسُنَّةِ الخُلَفاءِ الرَّاشِدِينَ المَهْدِيِيِّنَ، عَضُّوا عَلَيْهَا
بالنَّواجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ؛ فإنَّ كلَّ بِدعَةٍ ضَلاَلَة
“Aku
wasiatkan kalian agar bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat, walaupun yang
memimpin kalian adalah seorang budak dari negeri habasyah (Ethiopia). Dan
barang siapa yang hidup lebih lama diantara kalian, ia akan melihat
perselisihan yang banyak. Maka hendaknya kalian berpegang teguh dengan sunnahku
dan sunnah para Al-Khalifah Ar-Rasyid yang diberi petunjuk oleh Allah. Gigitlah
Sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian. Berhati-hatilah kalian dari perkara
yang baru (dalam agama). Karena setiap perkara baru dalam agama sesat.” [HR.
An-Nasai dan At-Tirmidzi].
Dasar merupakan landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah
memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai sekaligus sebagai landasan
untuk berdirinya sesuatu. Dasar pendidikan Islam didasarkan pada falsafah hidup
umat Islam dan tidak didasarkan kepada falsafah hidup suatu negara, sistem
pendidikan Islam tersebut dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu. Ajaran itu bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah SAW, (sebagai landasan ideal), serta ijtihad. Tiga sumber ini harus digunakan
secara hirarkis. Al-Qur’an harus didahulukan. Apabila suatu ajaran atau
penjelasan tidak ditemukan di dalam Al-Qur’an, maka harus dicari di dalam
Sunnah, apabila tidak ditemukan juga dalam Sunnah, barulah digunakan ijtihad.
Sunnah tidak bertentangan dengan Al-Qur’an, dan ijtihad tidak boleh
bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Al-Qur’an
Sebagai kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, Al-Qur’an
menjadi sumber pendidikan Islam pertama dan utama. Al-Qur’an merupakan petunjuk
yang lengkap, pedoman bagi manusia yang meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia dan bersifat unversal. Keuniversalan ajarannya mencakup ilmu
pengetahuan yang tinggi dan sekaligus merupakan kalam mulia yang esensinya
tidak dapat dimengerti, kecuali bagi orang yang berjiwa suci dan berakal
cerdas. Al-Qur’an diturunkan Allah untuk menunjuki manusia ke arah yang lebih
baik. Firman Allah Swt. :
وَمَا
أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا
فِيهِ ۙ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an)
melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan
itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum beriman” (Q.S. Al-Nahl: 64)
Isinya mencakup seluruh dimensi manusia dan mampu menyentuh seluruh
potensi manusia, baik itu motivasi untuk mempergunakan pancaindera dalam
menafsirkan alam semesta bagi kepentingan formulasi lanjut pendidikan manusia
(pendidikan Islam), motivasi agar manusia mempergunakan akalnya, lewat
perumpamaan-perumpamaan (tamsil) Allah SWT dalam Al-Qur’an, maupun motivasi
agar manusia mempergunakan hatinya untuk mampu mentransfer nilai-nilai
pendidikan Ilahiah dan sebagainya. Kesemua proses ini merupakan sistem umum
pendidikan yang ditawarkan Allah Swt. dalam Al-Qur’an agar manusia dapat
menarik kesimpulan dan melaksanakan kesemua petunjuk tersebut dalam
kehidupannya sebaik mungkin.
As-Sunnah
As-Sunnah merupakan peninggalan yang sering kita sebut dalam keilmuannya
yakni Al-Hadits, merupakan sumber ketentuan Islam yang kedua setelah Al-Qur’an.
Ia merupakan penguat dan penjelas dari berbagai persoalan baik yang ada di
dalam Al-Qur’an maupun yang dihadapi dalam persoalan kehidupan kaum muslim yang
disampaikan dan dipraktikkan Nabi Muhammad SAW. yang dapat dijadikan landasan
pendidikan Islam. Kedudukan Al-Hadits dalam kehidupan dan pemikiran Islam
sangat penting, karena disamping memperkuat dan memperjelas berbagai persoalan
dalam Al-Qur’an, juga memberikan dasar pemikiran yang lebih konkret mengenai
penerapan berbagai aktivitas yang mesti dikembangkan dalam kerangka hidup dan
kchidupan umat Islam. Banyak Al-Hadits Nabi yang memiliki relevasi ke arah
dasar pemikiran dan implikasi langsung bagi pengembangan dan penerapan dunia
pendidikan.
وَمَا
آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
“…Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa
yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah…” (Q.S.
Al-Hasyr : 7)
demikan dapat saya simpulkan bahwasannya hubungan
antara Al-Qur’an dan As-Sunnah tidak dapat dipisahkan secara tanpa alas an.
Bahkan tidak melaksanakan perintah apa yang ada pada tertera pada dua sumber
hokum diatas. Dengan demikian dalam hadis nabi yang disebutkan diatas
bahwasannya manusia tidak akan tersesat ketika mengamalkan dua wasiat Nabi
Muhammad SAW.
Wallahu A'lam, Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Referensi Pendukung:
Akmansyah, M. Al-Quran dan As-Sunnah sebagai Dasar
Ideal Pendidikan Islam. E-Journal IAIN Raden Intan Lampung
Alhujjah.com/hadist
Indriyani Sitepu, Novi. Etos Kerja Ditinjau Dari
Prespektif Al-Quran dan Al-Hadits. Jurnal Ekonomi Darussalam Vol. 1 No. 2
September 2015,
Jusuf Thaib, Erwin. Al-Qur’an dan As-Sunnah Sebagai
Sumber Inspirasi Etos Kerja Islam. Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 15 No. 1
Juni 2014, IAIN Sultan Amai Gorontalo
Tafsirweb.com/al-hasyr-7
Komentar
Posting Komentar