Dalam kehidupan, sering kita temui berbagai hal halang
rintang dalam menjalani kehidupan. Kalian tau saat saat ini pada bulan
agustus hingga bulan september 2018, kita temui berbagai macam musibah
yang melanda bangsa ini seperti gempa lombok, tsunami dan gempa di
lombok serta donggala, erupsinya gunung krakatau yang berada di selat
sunda. Tentu kita bisa merasakan betapa beratnya saudara kita dalam
menghadapi ujian tersebut
Kita lihat dalam Al-Qur'an Surat Ali Imron : 186, Allah Ta'ala berfirman:
لَتُبْلَوُنَّ
فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
"Kamu
sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu
benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab
sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan
yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka
sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan"
Kita
garis bawahi dalam konteks ayat diatas bahwa kita ambil pelajaran
sesungguhnya semua yang kita miliki merupakan ujian. Baik harta, tahta,
kekuasaan, serta kenikmatan sebenarnya adalah sebuah ujian. Jika kita
tidak teliti dalam menjalankan kehidupan, tentu hal itu akan membuat
kita tergelincir didalamnya. Dan itupun merupakan musibah bagi kita
juga.
Dalam berberapa ulama salaf yang saya pernah
mendengar dari berberapa kajian kajian tafsir pilihan, bahwasanya
menjelaskan dari Syaikh Abdurrahman as-sa’di rahimahullah pernah
berkata, "Allah Ta'ala mengabarkan dan mengatakan kepada kaum Mukminin
bahwa mereka akan diuji pada harta mereka melalui (perintah untuk)
mengeluarkan nafkah nafkah wajib dan yang sunnah serta terancam hilang
harta untuk (berjuang) di jalan Allah Ta'ala. (Mereka juga akan diuji)
pada jiwa-jiwa mereka dengan diberi berbagai beban berat bagi banyak
orang, seperti jihad di jalan Allah atau tertimpa penyakit.
Lalu apakah dalam mengahadapi musibah perlu kita bersyukur atau berbanding terbalik dalam mengeluh?
Kita lihat dalam kutipan Al-Qur'an surat Ibrahim : 7, Allah Ta'ala berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Maka
dengan ayat diatas. Jika kita memaknai suatu hakikat musibah itu ialah
sebuah ujian iman dalam kehidupan, tentu dalam konteks bersyukur kita
bisa memaknai jika bersyukur merupakan hal terberat dalam
menjalankannya. Tapi janji Allah "pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu..."
Mungkin hanya Allah Ta'ala Maha Besar atas kekuasaannya dalam memberikan sebuah kenikmatan-Nya.
Wallahu'Alam, semoga bermanfaat bagi kita semua
Komentar
Posting Komentar